Syair dan Syiar Islam

Para blogger yang budiman, ungkapan syair yang akan saya sajikan dibawah ini adalah selain inspirasi pribadi juga saya terinspirasi dari salah seorang diantara para ulama dan wali tersohor, Yahya bin Mu'adz Ar-Razi dan rekan-rekannya. Yaitu mereka yang jernih hatinya, bahkan terlihat lebih jernih daripada pagi hari yang cerah, lebih bercahaya daripada matahari yang bersinar dan lebih terang daripada rembulan yang bercahaya. Semoga Allah swt memberikan ampunan kepada Imam Yahya, mengangkat kedudukannya, meninggikan derajatnya dan membesarkan pahalanya. Semoga pula Allah swt menghimpunkan kita disurga yang penuh dengan kenikmatan. Sesungguhnya Dia maha mendengar dan maha memperkenankan. Selamat menikmati dan jangan lupa meninggalkan komentar dan alamat blog anda jika berkenan dihati dan perasaan.

Jumat, 30 Mei 2014

Cinta tak hanya kata-kata namun cinta adalah Tindakan

Sebuah Kisah Berbakti anak kepada sang Ibu, FENOMENA PALING MENGHARUKAN DI PENGADILAN SAUDI

 
 
 
 
 
 
i
Sebuah Kisah Berbakti anak kepada sang Ibu, FENOMENA PALING MENGHARUKAN DI PENGADILAN SAUDI
Ini adalah Sebuah Kisah Berbakti anak kepada sang Ibu, FENOMENA PALING MENGHARUKAN DI PENGADILAN SAUDi. Sebuah kiriman Broadcast Blackberry messenger dari seorang kawan. Berikut kisahnya :
Di salah satu pengadilan Qasim, berdiri Hizan al Fuhaidi dengan air mata yang bercucuran sehinga membasahi janggutnya,,!! Kenapa? Karena ia kalah terhadap perseteruannya dengan saudara kandungnya!!
Tentang apakah perseteruannya dengan saudaranya?? Tentang tanah kah?? atau warisan yang mereka saling perebutkan??
Bukan karena itu semua!! Ia kalah terhadap saudaranya terkait pemeliharaan ibunya yang sudah tua renta & bahkan hanya memakai sebuah cincin timah di jarinya yang telah keriput,,
Seumur hidupnya, beliau tinggal dengan Hizan yang selama ini menjaganya,,
Tatkala beliau telah manula, datanglah adiknya yang tinggal di kota lain, untuk mengambil ibunya agar tinggal bersamanya, dengan alasan, fasilitas kesehatan dll di kota jauh lebih lengkap daripada di desa,,
Namun Hizan menaolak denga alasan, selama ini ia mampu untuk menjaga ibunya. Perseteruan ini tidak berhenti sampai di sini, hingga berlanjut ke pengadilan!!
Sidang demi sidang dilalui,, hingga sang hakim pun meminta agar sang ibu dihadirkan di majelis..
Kedua bersaudara ini membopong ibunya yang sudah tua renta yang beratnya sudah tidak sampai 40 Kg!!
Sang Hakim bertanya kepadanya, siapa yang lebih berhak tinggal bersamanya. Sang ibu memahami pertanyaan sang hakim, ia pun menjawab , sambil menunjuk ke Hizan, “Ini mata kananku!” kemudian menunjuk ke adiknya sambil berkata, “Ini mata kiriku!!
Sang Hakim berpikir sejenak kemudian memutuskan hak kepada  adik Hizan, berdasar kemaslahatan2 bagi si ibu!!
Betapa mulia air mata yang dikucurkan oleh Hizan!!
Air mata penyesalan karena tidak bisa memelihara ibunya tatkala beliau telah menginjak usia lanjutnya!!
Dan, betapa terhormat dan agungnya sang IBU!! yang DIPEREBUTKAN oleh anak2nya hingga seperti ini!
Andaikata kita bisa memahami,bagaimana sang ibu mendidik kedua putranya hingga ia menjadi RATU DAN MUTIARA TERMAHAL bagi Putra-putrinya..
Ini adalah pelajaran mahal tentang berbakti, tatkala durhaka sudah menjadi budaya..
“Ya ALLAH.. Anugerahkan kepada kami keridhoan IBU kami dan berilah kami kekuatan agar BISA SELALU BERBAKTI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar